Padang, SUMBAR |Telah lebih dari tiga (3) bulan jelang rencana Wakil Walikota Padang Maigus Nasir yang berkeinganan meramaikan Pusat Jajan Serba Ada ( Pujasera ) pantai Padang belum juga usai, padahal janji membenahi proyek adalah seminggu menjelang Idul Fitri. Hal ini merugikan pedagang karena banyaknya material bangunan yang menumpuk yang bertebaran didepan pedagang. hal ini berakibat sepinya pengunjung ke Pujasera.
" Bukannya membantu malah memperburuk keadaan, Pengunjung malah tambah enggan ke Pujasera, " keluh Zal.
Lanjutnya, Dari awal kerja seminggu jelang Ramadhan sampai sekarang belum juga selesai padahal kerja sesuai plang proyek hanya 30 hari, dan seperti biasanya setiap tahun para pedagang selalu berbenah memperindah tampilan kios meraka demi menarik pelanggan buat belanja diwarung meraka. Tapi lebaran kemaren lingkungan Pujasera ini penuh dengan sampah- sampah proyek.
" Padahal semua pedagang ini bukan liar tapi pedagang resmi yang dipindahkan kemari karena alasan pembangunan kawasan wisata terpadu, lokasi yang kecil ini ditumpuk pulahan pedagang, hampir enam puluh ( 60 ) pedagang. Yang awal pemindahan memicu insiden dengan pelemparan Walikota Padang waktu itu. Walikota Mahyeldi bersama dengan puluhan kepala dinas berusaha menenangkan pedagang dengan janji- janji manis, " terang Zal yang biasa dipanggil Gan.
" Salah satu janji Mahyeldhi yaitu akan tetap berusaha meramaikan Pujasera ini. Akan diadakan pertunjukan seni dan musik juga akan menjaga lingkungan sekitar pujasera ini dari pedagang kaki lima ( PKL ), bahkan pedagang pantai akan dilarang dan hanya pedagang pusera yang tidak ada jual beli yang diizinkan, itupun sesudah pukul enam sore, tapi sekarang sepanjang pantai sudah penuh oleh PKL, bahkan jalan kiri dan kanan sudah terisi oleh para PKL, " kata Gan.
Bahkan pembangunan Masjid Al Hakim membangun kecuriagan pedagang karena lokasi yang terlalu luas. jangan- nanti akan menjadi persaingan dengan pedagang Pujasera. Untunglah pada waktu itu Kadis Pariwisata menjamin tidak akan terjadi persaingan dengan pedagang karena Masjid tersebut tidak akan berdagang makanan dan minuman. Tapi kini malah sebaliknya, tambah Gan.
" Semua janji- janji manis hanya buat meredam massa yang emosi waktu itu, berjalannya waktu para pedagang mulai berjuang dengan keadaan dan satu- persatu pedagang mulai meninggalkan kios mereka, bahkan ada telah meninggal dunia. Ekonomi yang mampan dulunya hancur perlahan- lahan. bahkan fasilitas pedagang yaitu televisi dan Wifi sudah tidak ada lagi. dan kabarnya televisi kembali diambil oleh Dinas pariwisata, " Urai Gan Selasa siang ( 3/ 06/ 2025 ).
" Disini sering terjadi pencurian, baik HP, kursi plastik bahkan tabung Gas pun sering hilang dan ini salah satu penyebab pedagang tidur di warung mereka, dan adanya sekat hanya berfungsi melindungi barang mereka. tapi hari ini sekat yang tembus pandang ini dihancurkan dengan brutal pagi ini selasa 3 Juni oleh Satpol PP atas instruksi dari dinas Pariwisata, dan tindakan brutal ini tanpa pemberitahuan kepada saya, " ungkap Gan.
" Dan terkait gelanggang pentas seni yang baru dikerjakan ini, masih lebih baik yang lama, yang mana gelanggang yang dulu dirobohkan masih kokoh, hanya pagar yang perlu diperbaiki karena pondasi pagar kurang dalam jadi digerus tikus, sehingga pagarnya miring, dan lucunya setelah dirobohkan dibiarkan begitu saja, batu dan kayu berserakkan dan pedagang sulit membersihkan karena lokasi tersebut tidak bisa disapu, hanya bisa memilih dengan tangan, dan ini menyebabkan lokasi ini kotor, dan dengan keadaan ini maka datanglah proyek ini, " imbuhnya.
0 Komentar